Negara kita ini memiliki dua musim setiap tahunnya musim panas (kemarau) dan musim dingin (musim hujan), dua musim yang betolak belakang ini kadang menggambarkan juga sikap dari para pembuat kebijakan kehutanan dimana saat panas kemrungsung untuk segera memperbaiki hutan yang sudah sedemikian parah rusaknya dengan proyek-proyek fantastis, 5 tahun terakhir ini misalnya, dimulai dari GERHAN, OMOT sampai yang sekarang sedang berlangsung OBIT yang karena kemrungsung tadi semua proyek ini dilakukan tanpa persiapan yang matang akibatnya tabrak sana tabrak sini yang akhirnya seperti proyek-proyek sebelumnya yang semula bertujuan baik malah menjadi tidak baik. Padahal sudah berapa milyar bahkan berapa trilyun negara mengeluarkan anggaran untuk proyek-proyek yang fantastis ini menjadi "muspro" atau tidak bermanfaat karena tidak tepat sasaran untuk pembangunan kehutanan.
Senin, 23 Januari 2012
Sabtu, 21 Januari 2012
EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT SEBUAH SOLUSI UNTUK CAGAR ALAM P.SEMPU
Sebagai kawasan perairan, sebagian besar penduduk di sekitar kawasan cagar alam adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan. Oleh karena itu sumber daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan perekonomian di kawasan ini. Selain itu saat ini masyarakat sekitar kawasan memiliki profesi baru sebagai pengantar wisatawan yang akan menyeberang ke pulau Sempu dengan memberikan fasilitas perahu motor untuk menyeberang dan menjadi pemandu wisatawan yang akan masuk ke kawasan untuk melihat objek wisata andalan di cagar alam pulau sempu yaitu segara anakan, telaga lele atau pantai pasir kembar yang lokasinya jauh memasuki kawasan cagar alam sehingga potensi pengembangan ekowisata yang tepat adalah ekowisata berbasis masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)